![]() |
Sumber Gambar : yulia-sugiarti.blogspot.com |
Menggenggam erat cengkeram
Selembar kertas lusuh nan seragam
Harap melepas kusam hasrat terpendam
Tuk meraih mimpi asa manikam
Yang tua balik terjungkal
Tawa janggal sungguh hilang akal
Seolah antusias menyambut ajal
Ini adalah hati yang terganjal
Kini kami melaju lengang keheningan malam
Lintas
terbenam cuaca hitam dan muram
Menukik terjal gunung nan runyam
Jurang merobek mengancam
Lalu seketika padam!
Terjun bedebam…
Tangisan sesat menyayat lasat
Percuma hidup pun
juga bakal cacat
Bertebaran jasad bergelimpangan mayat
Celaka dahsyat katanya ini tempat keramat
Lalu kuingat…
Kelebat bayang-bayang sopir gamblang
Handhone berbunyi berbincang-bincang
Sambil mabuk berang akal yang hilang
Ajang kebut-kebutan tak sadar akan buncang
Rem blong pun tetap diberetang
Tak hanya satu dua peristiwa
Melayang pupus sudah ratusan jiwa
Ini adalah bus antrian nyawa
Malang, 31 Januari 2013
Rizmy Otlani
Tulisan ini dibuat dalam rangka event Birokreasi #7HariMenulis
puisinya bikin saya merinding ketakutan.
BalasHapussi rizmy ini ya. otak kanan sama kiri sama gedenya :)
BalasHapusSuka sama bait ketiga. Bentuk kerucut terbalik juga pasti disengaja. Berseni. :D
BalasHapus