Selasa, 20 Desember 2011

Behind The Scene Panitia Goes to Ancol 2B


Krik…krik…jangkrik pun berbunyi menertawakan Ferdy yang sudah lumutan menunggu tim intelijen lainnya demi melakukan sebuah misi besar.  Ferdy melirik jamnya dan berkata dalam hati “Dasar orang Indonesia, budaya nelat masih aja tetep lestari, ga kaya gue, selalu always tepat waktu.”
Tak lama kemudian Rizmy pun datang. Seperti biasa Rizmy hampir aja langsung nyelonong masuk kosan dan tidak melihat ada Ferdy yang berdiri di samping pagar kosnya. “Eh, sorry fer, gag keliatan, kirain tadi anak SD sebelah yang lagi nyari buah mangga seperti biasanya.”
 Rizmy pun mempersilakan Ferdi masuk kos dan menyerahkan beberapa draft rahasia untuk segera diselesaikan malam itu juga. Beberapa saat kemudian, Ryqsa, Yoga, dan Agung datang menyusul. “Eh, My, surat yang ditdt Beni tadi kok buat BLM? Harusnya ke BEM kan?” tanya Agung pada Rizmy. “Astajim!Iya, maaf, salah ketik!” pekik Rizmy. Segera Rizmy mengeprint ulang dan menyerahkan pada Agung. “Waduh, mana butuh tandatangan Pak Ketua Kelas lagi nih. Sapa yang mau ke sana?” Agung menawarkan dan yang lain hanya terdiam. “Udah, pake tanda tanganku aja!” Yoga dengan brillian menawarkan ide gila dan langsung melakukan aksi plagiat tanda tangan tersebut. Setelah satu masalah selesai, masing-masing personil pun menjalankan tugas masing-masing sesuai job desknya.
***
         Brrrrmmm….suara motor terdengar di depan dan hampir aja pagar kosan roboh (hiperbola) sewaktu Ucup memarkir sepedanya di depan kosan Rizmy. “Eh, My, ada koran ga? Plus selotip, plus penggaris, spidol juga, ditambah bolpoin. Oya, jangan lupa juga gunting. Kalo ada makanan juga boleh.” Ucup yang baru datang langsung memesan semua yang dia butuhkan. Setelah semua tersedia (kecuali makananJ), Ucup kemudian menjalankan rencananya.
 Yofi datang dalam selang beberapa waktu kemudian dan langsung melaksanakan tugasnya, alias merekap 2B award dibantu oleh Rizmy. “Kategori no 14 siapa aja Yof?” tanya Rizmy. “Mmm…di sini ada Rizmy dengan nilai 15, Beni nilai 9…” jawab Yofi. “Eh, masa? Yang bener Yof?! Kategori no 14 di sini tuh tukang rusak barang low. Yakin? Ga salah liat?”. “Iya, bener. Lihat tuh kalo gag percaya.” jawab Yofi yakin. “Eh, bentar ding aku cek lagi.” Yofi pun mengecek ulang dan ternyata memang terjadi sedikit kesalahan fatal. “He..he…maap My, ternyata seharusnya Wiku, Ucup,  dan Faishal.”
Kehebohan di kosan Rizmy pun terus berlangsung. Untunglah tepat pukul 10.00 p.m. semuanya sudah selesai dan tiap intelijen kembali ke habitatnya masing-masing. Thanks for all yang dah kerja keras buat semuanya! 
*** 
Rabu, 6 Januari 2010, pukul setengah enam, beberapa orang sudah berkumpul di depan Air Mancur STAN (termasuk Ronie Apasich!?!) dan menanti angkutan yang akan membawa mereka ke Pantai Ancol. Tak lama kemudian, sebuah bis eksekutif berwarna biru mengkilat datang…tapi sayang,itu bukan kendaraan yang mereka nanti. Sebuah kopaja yang tak kalah elitnya dengan bis eksekutif pun datang beberapa menit kemudian membawa ‘kelegaan’ di hati mereka.
Satu persatu personil mulai datang. Akhirnya, sewaktu pukul 06.00 WIB kami pun naik Kopaja dambaan, sebagian duduk dan sebagian berdiri. Detik demi detik berlalu. Menit demi menit. Harry, Cakra, Uki belum juga tiba. Akhirnya, tepat pukul 06.30 WIB Cakra dengan style ala the Matrix pun berlari menerobos angin secepat kilat menuju Kopaja. Untunglah masih sempat terangkut.
Perjalanan dua jam lebih dihabiskan dengan bermain gitar, membaca, maen fb, dengerin music, ngobrol bahkan ada yang googling materi cost accounting (siapa ya?). Beberapa kejadian sempat menghalangi langkah kami, mulai macet, diusir satpam, goncangan-goncangan di kopaja, dan lain sebagainya. Namun, kami cuek aja tuh.
Saat tiba di kawasan pantai Ancol, anak-anak yang tinggalnya di gunung langsung terpana melihat suasana pantai^^. Namun, saat kami menjejakkan kaki kami ke pasir dan melihat dari dekat pantai berair tersebut (emang ada pantai ga berair???), kami langsung shock dengan kondisi pantai yang benar-benar full loaded (dengan sampah maksudnya). Satu orang pembersih pantai yang malang memungut sampah-sampah tersebut dengan tangannya (Sudah abad 21 Pak, kalo gitu kapan selesainya???)
Awal kedatangan kami sempat hambar, karena masing-masing sibuk dengan urusannya. Ada yang berfoto-foto, makan, ke toilet, maen gitar, nyanyi, diem-diem aja, bahkan ada yang membuka gambar-gambar yang membuat mereka beristigfar (namun diterusin aja:D). Sekitar pukul 09.30 WIB, panitia pun melakukan aksinya, yaitu mengadakan game pertama untuk empat kelompok yang sudah terbentuk sebelumnya, yaitu Kelapa Muda, Ombak Asmara, Baywatch dan Samudra Mengering. Sebelum mulai perlombaan, mereka mengadakan adu yel antar kelompok. Kelompok Kelapa Muda dengan tepukan meriah maju dan melakukan yelnya. Kemudian dilanjutkan kelompok Ombak Asmara. Kelompok Baywatch yang kontroversional maju dan beberapa bait yelnya membuat tim lain pengen melemparkan sandal, wajan, panci ke kelompok tersebut. Kelompok Samudra Mengering yang cool pun maju. Semua sempat terdiam menyimak sewaktu melihat mereka membentuk formasi, eh ternyata yelnya hanya berlangsung satu detik.
Game antar kelompok pun dimulai. Game pertama, yaitu Komunikata ini membutuhkan kemampuan ‘supranatural’ untuk menebak pesan yang disampaikan oleh anggota tim lainnya. Gerakan  dari masing-masing anggota benar-benar kreatif. Beberapa memeragakan harimau seperti orang kelaparan yang lagi maen basket, tarian seperti orang step, ular seperti orang lagi ajep-ajep dan lain sebagainya yang membuat anggota lain kebingungan. Kata-kata kunci yang seharusnya “Topeng Monyet, Tari Ular, Jurus Harimau, dan Burung Hantu” ternyata diterjemahkan ke berbagai frase idiomatik baru yang belum terdaftar di EYD, antara lain Muka kera, Tari Hula-hula, Pocong Terbang, dsb.
Pada pukul 10.30, game pertama selesai dan skor tertinggi sementara dipegang oleh kelompok Baywatch dengan skor 3. Sementara, kelompok lain memperoleh poin 1. Acara dilanjutkan dengan jalan-jalan ke dermaga dan melakukan foto personal. Tiap anak langsung terlihat narsisnya di sini. Angin dermaga yang sepoi-sepoi membuat tiap anak merasa di atas angin (kecuali Jeffry yang justru berfoto ala Pemulung Sejati). Sayang semua kegiatan tersebut terhenti karena adanya hujan yang mengguyur kawasan Pantai Ancol. Masing-masing sibuk mencari perlindungan dan akhirnya mereka menemukan tempat di depan resto Mc’D. Mereka pun duduk sambil (hanya) memandang ke arah Resto McD tanpa membeli sedikit makanan pun dengan dalih “Sudah Kenyang”
Hujan berlangsung sekitar satu jam dan pada pukul 12.00 WIB, hujan pun reda. Akhirnya kami kembali ke kopaja untuk mengambil konsumsi. Acara dilanjutkan dengan makan siang dan shalat. Kira-kira pukul 13.00, aktivitas bermain pun dilanjutkan kembali. Di pantai Ancol sebelah Selatan, yang sudah lumayan bersih, kami berniat melanjutkan game kedua, yaitu “karet dan pipet”. Namun, acara tersebut ditunda karena terjadi operasi celup mencelup, kucek mengucek, dan bilas membilas antar personil. Personil yang telah diceburkan (mungkin merasa dendam) berusaha membilas personil yang lain. Pada sesi pertama operasi ini personil yang telah tertangkap dan tak bisa berkutik hanya pasrah dengan keadaan. Bahkan ada beberapa yang dengan rela menceburkan diri sendiri (ya kan Ryqsa?^^Tapi toh tetep dicelup-celup dan dibilas juga akhirnya). Tapi sayang, ada beberapa yang masih lolos . Namun, tunggu saja di sesi berikutnya, mereka akan bertindak lebih kejam.
Operasi CKB (celup, kucek, bilas) ini dihentikan sementara waktu sebab game kedua akan berlangsung. Game kedua ini butuh kesabaran, konsentrasi dan kecekatan untuk melakukannya. Aji, dari kelompok Samudra mengering menjadi yang pertama berhasil menunaikan tugas. Disusul oleh kelompok kelapa muda dan ombak asmara. Sementara, kelompok Baywatch menjadi kelompok yang terakhir berhasil.
Game ketiga adalah “Kemanakah Jalannya?”. Benar-benar butuh ketenangan, konsentrasi, daya ingat, dan feeling yang tinggi supaya bisa menyelesaikan game ini. Beberapa sempat macet karena diganggu syaitan di sebelah kanan dan kirinya sehingga membuyarkan konsentrasi. Setelah game ini berakhir, masing-masing berteduh untuk menghilangkan kelelahan mereka.
Pengumuman pemenang dan 2B awards pun dilakukan. Akhirnya…kelompok yang memenangkan ketiga game tersebut dengan skor tertinggi adalah…Kelompok Ombak Asmara!!! Mereka diberi sebungkus besar hadiah yang ternyata isinya adalah dua bungkus kriuk dan itupun kemudian harus dipotong pajak (alias dibagi-bagikan kepada rakyat lain yang belum beruntung).  Selanjutnya adalah acara 2B award yang memberikan penghargaan kepada mereka yang TER. Berbagai kategori dibacakan, dan diraih oleh orang-orang yang memang professional di bidangnya, antara lain Tukang Telat, Tukang Rusak Barang, Tukang Aniaya, dsb.
Matahari pun mulai bergerak ke arah barat, tanda kami harus mengakhiri perjalanan kami. Namun, sebelumnya, kami harus melakukan moment terakhir yang sangat berarti, yaitu melanjutkan operasi CKB plus operasi gulung pasir. Nah, personil yang belum mendapat jatah akan diberikan perlakuan yang adil dan merata sekarang.
Ucup dengan wajah yang meyakinkan mendatangi Yofi yang sedang asyik-asyiknya maen gitar. “Pinjam gitarnya bentar ya Yof.” Ucup dengan sigap memisahkan Yofi dari gitar (yang notabene menjadi modus operandi Yofi untuk menghindar dari operasi CKB) kemudian langsung mengangkat beramai-ramai Yofi untuk melaksanakan sesi Celup Kucek Bilas. Beberapa diantaranya yang sebelumnya selamat pun dan sekarang menjadi korban adalah David, Afid, Cakra, dll. Terlihat shoot screen penganiayaan yang begitu mengenaskan terjadi di sepanjang pantai Ancol pada sore itu.

Setelah semua puas menganiaya personil lain, mereka pun membersihkan diri dan menuju ke arah Kopaja untuk melaksanakan Shalat Ashar di masjid terdekat yang memiliki stok air. Mungkin mereka ingin bertaubat karena telah menganiaya sesama manusia sepanjang hari tersebut.  Setelah shalat, kami melanjutkan perjalanan pulang yang melelahkan namun sangat berarti bagi kami dalam mempererat persahabatan dan kekompakan penghuni 2B.
Friends, There is nothing to remember, except the place where we are together, hand ini hand to gain, what we are always hoping for, may all we have dreamt would become true. There will always be a space between past and future, between near and far, but not between us, because we are friends, stay along together, never been apart, and always dream on. (My)

***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar