Kamis, 11 Oktober 2012

Jangan Takut Bermimpi





Jangan pernah takut untuk bermimpi. Sebuah mimpi tak akan menjadikanmu lupa

diri. Justru dialah yang akan memberimu energi dan motivasi. Jika disinergi dengan

aksi, akan menjadi perbuatan yang fikli. Andai kegagalan dialami berulangkali,

janganlah kemudian berhenti. Lihatlah, sudah berapa jauh langkah yang kau lewati.

Sebentar lagi, pintu berhias batu lapis lazuli diterangi pendaran cahaya pelangi akan

menghiasi. Sabarlah menanti, jangan lepas kendali.




Mimpiku sangat luas, melintas dengan jelas. Sebelum usiaku mencapai batas,

kuingin mencapai finansial yang bebas. Bukan atas luminositas emas atau belabas ku

antusias. Aku hanya ingin memiliki likuiditas yang menghilangkan segala liabilitas.

Semua itu membantuku mencapai genialitas, stabilitas, dan kredibilitas. Finansial yang

bebas akan mengarah pada peningkatan kualitas, ekspresivitas, dan kompabilitas.

Lantas, apakah semuanya membutuhkan ekuitas tak terbatas? Sebuah pernyataan

yang luncas. Banyak bukti menunjukkan hal yang kontras. Orang-orang dengan

kemampuan terbatas, bermodalkan rintisan komoditas, aktivitas, serta kreativitas,

ternyata mampu mencapai finansial yang bebas. Manfaatkan setiap peluang dengan

cerdas, maka masa depanmu akan semakin jelas. Berlarilah bergegas, agar impianmu

tidak kandas.



Mimpiku tak hanya mengejar uang bermiliar-miliar. Ku tak ingin menjadi saudagar

yang sekakar. Berbagi dengan dunia luar adalah hal yang paling khiar. Tenar bukanlah

hal yang patut dijadikan sesumbar sebab apa guna kita berikhtiar jika harta dan ilmu

tidak menular? Selagi kehidupan masih longgar, bantulah orang-orang yang sukar.

Jangan sampai belum-belum tubuh kita terbakar di Padang Mahsyar. Itulah sebuah

nazar.


Menukil analogi Jennie tentang sebuah lilin kecil. “Satu lilin kecil dapat

menyalakan beribu lilin tanpa mengurangi cahaya si lilin kecil.” Hatiku mulai

terpanggil tuk mendidik mereka yang terkucil melalui pendidikan terampil. Memberi

dukungan moril bagi mereka yang dianggap kerikil. Bukan hal yang muskil jika kita

telah bermimpi sejak juvenil. Ku hanya tak ingin menjadi bakhil. Semoga semua mimpi

ini menjadi riil.

 



Mimpiku tak luput dari pengorbanan orang tua. Di setiap keheningan malam

rangkaian doa selalu menggema. Linangan tetes air mata bukanlah sebuah melodrama,

melainkan ketulusan prima dari rama dan bunda. Mereka mengharapkan yang terbaik

untuk putra dan putrinya. Kita pun jangan lengah dan terperdaya. Semua usaha takkan

terjelma bila tak diiringi dengan doa. Meminta, percaya, usaha, dan menerima, itulah

dogma yang utama.


Tafakur penuh rasa syukur adalah kunci makmur. Jangan pernah kau kufur karena

kau akan semakin hancur. Jangan pula kau takabur karena semua yang ada takkan kau

bawa ke alam kubur. Sekali lagi dengan takur ku menegur, jangan pernah takut

bermimpi supaya hidup lebih terstruktur dan jalurmu tidak simpang siur. Bukankah

mahsyur sebagai seorang luhur jauh lebih mujur daripada gugur sebagai sampah yang

berlumpur?




Malang, 22 Januari 2012

Rizmy Otlani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar