![]() |
Painting : Château de Versailles |
Dan jari-jari tangannya yang
pucat bergerak…
Telapaknya berlahan melunak,
memancarkan kehangatan
Pygmalion berhasil membuat patung
wanita itu hidup…!
Pygmalion adalah sebuah mitologi
Yunani kuno yang menceritakan mengenai keyakinan teguh seorang pemahat kayu
untuk mewujudkan impiannya, menghidupkan Galatea –sesosok patung wanita jelita yang
tidak lain merupakan hasil pahatan Pygmalion. Betapa keteguhan hati, kesabaran, dan
keyakinan telah berhasil menggugurkan cemoohan, tekanan, dan sikap skeptis orang-orang
atas impiannya. Believing is seeing –itulah
filosofi utama dari kisah Pygmalion yang seringkali disebut dengan Pygmalion effect.
Pembahasan mengenai Pygmalion dalam
artikel ini tidak berbicara mengenai angan-angan cinta yang seringkali
bernuansa penuh keindahan dan harapan. Akan tetapi, kita akan coba
mengaplikasikan intisari Pygmalion dalam menghadapi ancaman keterpurukan dan kerasnya
tantangan di dunia kerja –khususnya bagian pekerjaan-pekerjaan yang berisiko
tinggi. Berisiko tinggi yang dimaksud
penulis di sini adalah pekerjaan yang sangat berkaitan dengan integritas dan idealisme.
Dimana sebuah kesalahan sekecil apapun karena kealpaan atau ketidaktahuan akan
mengakibatkan detterant effect yang sangat
riskan.
Tidak dapat dipungkiri, kita
selaku pegawai Direktorat Jenderal Pajak akan selalu dibayangi dengan mutasi
berkala baik mutasi internal maupun eksternal. Suatu saat bisa jadi saya atau
Anda akan bersinggungan dengan pekerjaan-pekerjaan riskan tersebut. Entah
ditunjuk sebagai pejabat pengadaan, operator UAKPB, operator UAKPA, bendahara, bahkan
suatu saat jika ditunjuk sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) atau Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA), kita pun harus siap. Setelah penulis menyelami selama
hampir tiga bulan, mengenal ilmu, lingkungan, orang-orang, dan besarnya tanggung
jawab moral atas pekerjaan tersebut, kini penulis menyadari bahwa mereka yang telah
berkecimpung sebelumnya di sana merupakan patriot-patriot tangguh yang tetap mampu
bekerja optimal meskipun dibayangi oleh kerasnya tekanan dari berbagai pihak,
khususnya tekanan “temuan” dan tantangan dari auditor.
Integritas dan idealisme tinggi
memang sangat dibutuhkan disini. Namun, pengetahuan akan prosedur, komunikasi
dan koordinasi, serta pikiran positif, tenang dan jernih juga tak kalah pentingnya dimiliki oleh para pemegang tanggung jawab tersebut. Setiap detail pekerjaan
yang kita lakukan, harus diiringi dengan Pygmalion
Effect bahwa :“Pekerjaan yang kita
lakukan memang berada di jalan yang benar, telah sesuai prosedur, dan tidak
merugikan keuangan negara.”. Dengan selalu menanamkan mindset positif
tersebut dalam diri kita, resiko terseret ke dalam kasus karena menyepelekan
prosedur atau kealpaan akan dapat diminimalisir.
Akan tetapi, tidak ada manusia yang pernah luput dari kesalahan.
Suatu saat bisa jadi diri kita terjerumus ke dalam sebuah masalah, menghadapi
tantangan temuan auditor, mendapat tekanan yang begitu dahsyatnya karena ada
prosedur yang terlewatkan. Penulis memang belum pernah mengalami, dan semoga
tidak akan mengalami, atau andaikata harus mengalami setidaknya ada tips-tips ala
Pygmalion dari senior maupun sahabat penulis yang bisa kita aplikasikan:
- Tenang… Tenang…
Kunci pertama
dari setiap permasalahan adalah tenang dan sabar, seberapa berat masalah yang
harus dihadapi. Berdoa merupakan jalan terbaik untuk meraih ketenangan. Seorang
senior melalui bimbingannya telah menyadarkan saya bahwa “tertekan akibat
masalah” tidak akan menjadi solusi. Yang terpenting adalah cari jalan keluar
dan kerjakan. Seperti halnya yang dilakukan oleh Pygmalion, meskipun menghadapi
cemoohan, dia tetap tenang dan sabar untuk menanti, berharap, dan berdoa. Dengan
berbekal keyakinan penuh akhirnya doanya terwujud.
- Jangan fokus pada “Siapa”, tapi fokuskan pada “Bagaimana”
Berdasarkan
pengalaman, kadangkala masalah pekerjaan yang datang merupakan akibat
dari perbuatan masa lalu yang justru bukan perbuatan kita. Kita biasa menyebutnya “dosa
lama”. Akan tetapi, saat menghadapi tipe masalah seperti ini, jangan fokus pada
siapa yang salah, tapi bagaimana mencari jalan keluar. Cara terbaik adalah menanamkan
keyakinan Pygmalion bahwa masalah tersebut pasti ada jalan keluarnya.
- Koordinasikan setiap masalah yang Anda hadapi dengan atasan
Hal ini untuk
mengurangi resiko khususnya atas permasalahan yang termasuk dalam grey area. Keuntungan berkoordinasi dengan atasan adalah:
- Dua kepala lebih baik daripada satu kepala
- Atasan Anda yang bertanggung jawab atas pekerjaan Anda
- Pengalaman dan ilmu atasan biasanya “lebih” daripada Anda sehingga masukan-masukannya sangat bermanfaat dan dapat dijadikan pegangan
- Jika suatu saat Anda menghadapi tantangan “temuan” Auditor, Anda tidak harus berdebat sendiri karena keputusan tersebut merupakan keputusan beberapa pihak yang masing-masing memiliki cara dan kekuatan untuk mempertahankan argumentasi demi meraih satu tujuan –meyakinkan auditor.
- Tanamkan Pygmalion Effect saat berargumen dengan Auditor bahwa “Kami tidak merugikan keuangan negara”
Kesalahan prosedur
yang mengakibatkan adanya “Temuan” harus dijelaskan dengan jujur. Jangan
menutupi kesalahan dengan kebohongan karena justru mempersulit posisi kita. Selama
Anda tidak merugikan negara, katakan apa adanya, jangan dihilang-hilangkan,
atau ditambah-tambahkan. Sekali lagi yakinkan bahwa Anda tidak merugikan
keuangan negara. Dengan demikian Auditor akan menilai bahwa kita memiliki niatan
baik. Pada akhirnya “temuan” akan dapat dijelaskan dengan jujur tanpa berujung
pada pasal tindak pidana korupsi dan positifnya adalah pembukuan serta
pengawasan internal dapat diperbaiki.
Akhir kata, dari seorang
Pygmalion, berpikir positif ternyata tidak hanya bermanfaat dalam rangka meraih
impian, tetapi dapat diaplikasikan juga dalam menyelesaikan permasalahan. Demikianlah
Pygmalion dan Tantangan Auditor ini semoga selalu berakhir dengan Wajar Tanpa
Pengecualian.
Malang, 1 Februari 2013
Salam WTP,
Rizmy Otlani Novastria
Tidak ada komentar:
Posting Komentar